Selamat datang diwebsite LACENCER SPADE

Anda dapat menemukan beberapa fakta pendidikan dan referensi lainnya diSINI

Minggu, 22 Januari 2012

foto kegiatan

bumi perkemahan manipi
sinjai Barat Kab.sinjai
barisan gerak jalan santai
dalam memperingati
 HUT RI ke-65
 (PGRI-ranting BONSAL)
pentas seni vocal group
 SDN No.184 Baru kab.sinjai
pesantren Rmadhan
SDN No.184 baru Kab. sinjai

Sabtu, 21 Januari 2012

MENUNTUT ILMU PENGETAHUAN DALAM ISLAM


MENUNTUT ILMU PENGETAHUAN  DALAM ISLAM
Agama Islam adalah agama yang sangat memperhatikan ilmu pengetahuan. Ia mendorong umatnya agar terus menuntut ilmu, menggunakan akal fikiran, menggali dan menganalisa setiap aspek ilmu pengetahuan dalam segala lapangan kehidupan. Islam adalah agama kehidupan yang selalu sesuai dengan perkembangan zaman dan dapat diterapkan dalam segala tempat.
Ilmu menurut pandangan Islam adalah tiang, pondasi bagi kebangkitan suatu bangsa, tonggak kebudayaan dan sarana untuk mencapai kemajuan baik bagi individu ataupun kelompok masyarakat. Syariat Islam ditegakkan atas dasar ilmu dan mengajak umatnya agar mempergunakan ilmu pengetahuan, baik berupa sains ataupun teknologi dalam segala urusan, baik urusan dunia ataupun akhirat.
Mu’jizat Rasulullah SAW yang paling agung adalah al-Qur’an yang mulia, yang mengarahkan umat manusia menuntut ilmu, menggunakan akal dan fikiran, menghargai tulis menulis, membaca, penelitian dan mengarahkan umat manusia pada keluhuran akhlak dan budi pekerti.
Menggunakan akal fikiran, belajar, membaca, meneliti dan tulis menulis merupakan jalan dan sarana untuk mencapai ilmu pengetahuan. Firman Allah SWT :
ù&tø%$# ÉOó$$Î/ y7În/u Ï%©!$# t,n=y{ ÇÊÈ t,n=y{ z`»|¡SM}$# ô`ÏB @,n=tã ÇËÈ ù&tø%$# y7š/uur ãPtø.F{$# ÇÌÈ Ï%©!$# zO¯=tæ ÉOn=s)ø9$$Î/ ÇÍÈ zO¯=tæ z`»|¡SM}$# $tB óOs9 ÷Ls>÷ètƒ ÇÎÈ.
Artinya ;“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah! Dan Tuhanmu Yang Maha Pemurah yang mengajarkan manusia (memberi ilmu pada manusia) dengan perantaraan pena. Dia mengajarkan pada manusia apa yang tidak diketahuinya”. (Q.S. al-Alaq, 1 – 5).
              Demikian pentingnya tulis menulis dalam kehidupan umat manusia, sehingga Allah SWT bersumpah dengan pena. Ini menunjukkan pengaruh tulis menulis dalam mengangkat derajat dan martabat manusia, dan membebaskan mereka dari kebodohan dan keterbelakangan. Dengan kemampuan baca tulis, umat manusia akan meraih ilmu pengetahuan yang tinggi dan mengantarkan mereka pada kebudayaan dan peradaban yang luhur Firman Allah :
úc 4 ÉOn=s)ø9$#ur $tBur tbrãäÜó¡o ÇÊÈ
1.  Nun[1489], demi kalam dan apa yang mereka tulis,

[1489]  ialah huruf-huruf abjad yang terletak pada permulaan sebagian dari surat-surat Al Quran seperti: Alif laam miim, Alif laam raa, Alif laam miim shaad dan sebagainya. diantara ahli-ahli tafsir ada yang menyerahkan pengertiannya kepada Allah Karena dipandang termasuk ayat-ayat mutasyaabihaat, dan ada pula yang menafsirkannya. golongan yang menafsirkannya ada yang memandangnya sebagai nama surat, dan ada pula yang berpendapat bahwa huruf-huruf abjad itu gunanya untuk menarik perhatian para Pendengar supaya memperhatikan Al Quran itu, dan untuk mengisyaratkan bahwa Al Quran itu diturunkan dari Allah dalam bahasa Arab yang tersusun dari huruf-huruf abjad. kalau mereka tidak percaya bahwa Al Quran diturunkan dari Allah dan Hanya buatan Muhammad s.a.w. semata-mata, Maka cobalah mereka buat semacam Al Quran itu.

Manusia menjadi makhluk yang paling mulia bila dibandingkan dengan makhluk lain karena ia memiliki ilmu. Karena itu manusia yang paling mulia adalah mereka yang paling banyak memiliki ilmu dan yang paling banyak mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Kedatangan Islam membawa, menuntut, menyebar dan memuliakan ilmu. Wahyu yang pertama iaitu ayat 1-5 surah Al-‘Alaq dengan jelas mewajibkan pencarian ilmu. Oleh itu agama Islam ini dapatlah dikatakan sebagai tertegak atas dasar ilmu atau pengetahuan. Tanpa ilmu dan pengetahuan kita tidak akan dapat mengenal Khaliq dan seterusnya tidak dapat berbakti kepadaNya. Perkataan “ilmu” disebut kira-kira 750 kali dalam Al-Qur’an melalui berbagai bentuk (Muhammad Dawilah,1993:9). Orang yang berilmu diberikan pujian dan dipandang mulia di sisi Islam. Hal ini dapat kita lihat melalui banyak ayat Al-Qur’an antaranya,
Firman Allah S.W.T yang bermaksud:
ô`¨Br& uqèd ìMÏZ»s% uä!$tR#uä È@ø©9$# #YÉ`$y $VJͬ!$s%ur âxøts notÅzFy$# (#qã_ötƒur spuH÷qu ¾ÏmÎn/u 3 ö@è% ö@yd ÈqtGó¡o tûïÏ%©!$# tbqçHs>ôètƒ tûïÏ%©!$#ur Ÿw tbqßJn=ôètƒ 3 $yJ¯RÎ) ㍩.xtGtƒ (#qä9'ré& É=»t7ø9F{$# ÇÒÈ
9.  (apakah kamu Hai orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang beribadat di waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia takut kepada (azab) akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya? Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran. (Az-Zumar:9)

ÎA÷sムspyJò6Åsø9$# `tB âä!$t±o 4 `tBur |N÷sムspyJò6Åsø9$# ôs)sù uÎAré& #ZŽöyz #ZŽÏWŸ2 3 $tBur ㍞2¤tƒ HwÎ) (#qä9'ré& É=»t6ø9F{$# ÇËÏÒÈ
269.  Allah menganugerahkan Al hikmah (kefahaman yang dalam tentang Al Quran dan As Sunnah) kepada siapa yang dikehendaki-Nya. dan barangsiapa yang dianugerahi hikmah, ia benar-benar Telah dianugerahi karunia yang banyak. dan Hanya orang-orang yang berakallah yang dapat mengambil pelajaran (dari firman Allah).(Al-Baqarah:269)
šÆÏBur Ĩ$¨Z9$# Å_U!#ur¤$!$#ur ÉO»yè÷RF{$#ur ì#Î=tFøƒèC ¼çmçRºuqø9r& šÏ9ºxx. 3 $yJ¯RÎ) Óy´øƒs ©!$# ô`ÏB ÍnÏŠ$t6Ïã (#às¯»yJn=ãèø9$# 3 žcÎ) ©!$# îƒÍtã îqàÿxî ÇËÑÈ  
28.  Dan demikian (pula) di antara manusia, binatang-binatang melata dan binatang-binatang ternak ada yang bermacam-macam warnanya (dan jenisnya). Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama[1258]. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Pengampun. (Al-Faatir:28)

[1258]  yang dimaksud dengan ulama dalam ayat Ini ialah orang-orang yang mengetahui kebesaran dan kekuasaan Allah.
Konsep ilmu dalam Islam merujuk kepada hakikat bahawa Allah S.W.T sebagai pemilik mutlak ilmu. Manusia hanya diberikan sedikit saja ilmu. Namun begitu ilmu yang sedikit sangat bermakna di sisi Allah jika ianya digunakan sebaik mungkin sehingga membawa kepada keimanan yang kukuh terhadap Allah serta mengikuti perintah dan menjauhi laranganNya.Dasar ini jelas melalui wahyu pertama iaitu surah Al-‘Alaq yang menyatukan antara tauhid (melalui sifat al-Khaliq mutlak) dengan ilmu (Muhammad Dawilah,1993:9). Semua pancaindera lahir dan batin yang dijadikan oleh Allah adalah bermatlamatkan pada pencarian ilmu yang benar.
"Tuntutlah ilmu walaupun sampai ke negeri Cina". (Al-Hadis)
Kadang-kadang kita lupa untuk apa sebenarnya kita menuntut ilmu, dan kita juga lupa apa hukumnya menuntut ilmu dalam agama Islam. Dalam hal tersebut, saya ingin mengingatkan kembali untuk apa sebenarnya, dan apa hukumnya kita menuntut ilmu dalam agama Islam. Hal tersebut ada dinyatakan di dalam buku "Ilmu Fiqih Islam" karangan Drs. H. Moh. Rifai.
Apabila kita memperhatikan isi Al-Qur’an dan Al-Hadis, terdapat beberapa suruhan yang mewajibkan bagi setiap muslim baik laki-laki mahupun perempuan, untuk menuntut ilmu, agar tergolong menjadi umat yang cerdas, jauh dari kabut kejahilan dan kebodohan. Menuntut ilmu artinya berusaha dengan jalan menanya, melihat atau mendengar. Perintah kewajiban menuntut ilmu terdapat dalam hadis Nabi Muhammad S.A.W. yang bermaksud;
"Menuntut ilmu adalah fardhu bagi tiap-tiap Muslim, baik laki-kali mahupun perempuan." (HR. Ibn Abdulbari)
Dari hadis ini kita memperoleh pengertian bahawa Islam mewajibkan pemeluknya agar menjadi orang yang berilmu, berpengetahuan, mengetahui segala kemaslahatan dan jalan kemanfaatan; menyelami hakikat alam, dapat meninjau dan menganalisis segala pengalaman yang didapati oleh umat yang lalu, baik yang berhubungan dengan ‘aqidah dan ibadat, serta hubungannya dengan soal-soal keduniaan dan segala keperluan hidup.
Nabi Muhammad S.A.W. bersabda:
"Barangsiapa menginginkan soal-soal yang berhubungan dengan dunia, wajiblah ia memiliki ilmunya; dan barangsiapa yang ingin (selamat dan berbahagia) di akhirat, wajiblah ia mengetahui ilmunya pula; dan barangsiapa yang menginginkan kedua-duanya, wajiblah ia memiliki ilmu kedua-duannya pula." (HR. Bukhari dan Muslim)
Islam mewajibkan kita menuntut ilmu-ilmu dunia yang memberi manfaat dan berguna untuk kita dalam hal-hal yang berhubungan dengan kehidupan kita di dunia, agar tiap-tiap muslim tidak dikategorikan sebagai terkebelakang dan agar setiap muslim dapat mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan yang dapat membawa kemajuan bagi penghuni dunia ini dalam batas-batas yang diredhai Allah swt. Al-Qur’an dan Sunnah adalah dua sumber utama ilmu dalam Islam. Kedua-duanya dirujuk sebagai sumber "wahyu". Firman Allah S.W.T:
!$yJx. $uZù=yör& öNà6Ïù Zwqßu öNà6ZÏiB (#qè=÷Gtƒ öNä3øn=tæ $oYÏG»tƒ#uä öNà6ŠÏj.tãƒur ãNà6ßJÏk=yèãƒur |=»tGÅ3ø9$# spyJò6Ïtø:$#ur Nä3ßJÏk=yèãƒur $¨B öNs9 (#qçRqä3s? tbqßJn=÷ès? ÇÊÎÊÈ
151.  Sebagaimana (Kami Telah menyempurnakan nikmat kami kepadamu) kami Telah mengutus kepadamu Rasul diantara kamu yang membacakan ayat-ayat kami kepada kamu dan mensucikan kamu dan mengajarkan kepadamu Al Kitab dan Al-Hikmah, serta mengajarkan kepada kamu apa yang belum kamu ketahui. (Al-Baqarah:151)
Tujuan menuntut ilmu juga adalah untuk melaksanakan petunjuk Allah S.W.T. sebab itulah menuntut ilmu adalah fardhu bagi setiap muslim, sebagaimana sabda Rasulullah S.A.W. yang artinya;
"Menuntut ilmu adalah fardhu bagi setiap muslimin dan muslimat".
Antara lain tujuan menuntut ilmu ialah untuk membina kekuatan umat Islam dan untuk mencari kemaslahatan masyarakat. Membina kekuatan umat merupakan salah satu tanggungjawab para penuntut karena merekalah bakal pemimpin di masa depan.
Membina kekuatan umat merupakan salah satu tanggungjawab para penuntut kerana merekalah bakal pemimpin di masa depan. Menuntut ilmu di dalam Islam bukanlah sekadar mencari kebaikan dunia, tahta dan harta benda, akan tetapi merupakan suatu usaha untuk melengkapkan diri sebagai hamba Allah dan khalifah Allah S.W.T. di muka bumi ini . Para ilmuan Islam mestilah memahami bahwa mereka wajib memainkan peranan untuk menegakkan kebenaran,dan keadilan.
Allah S.W.T. berfirman;
* $pkšr'¯»tƒ ãAqߧ9$# õ÷Ïk=t/ !$tB tAÌRé& šøs9Î) `ÏB y7Îi/¢ ( bÎ)ur óO©9 ö@yèøÿs? $yJsù |Møó¯=t/ ¼çmtGs9$yÍ 4 ª!$#ur šßJÅÁ÷ètƒ z`ÏB Ĩ$¨Z9$# 3 ¨bÎ) ©!$# Ÿw Ïöku tPöqs)ø9$# tûï͍Ïÿ»s3ø9$# ÇÏÐÈ
67.  Hai rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu. dan jika tidak kamu kerjakan (apa yang diperintahkan itu, berarti) kamu tidak menyampaikan amanat-Nya. Allah memelihara kamu dari (gangguan) manusia[430]. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir. (Al-Maidah:67)
[430]  Maksudnya: tak seorangpun yang dapat membunuh nabi Muhammad s.a.w.
Diperintah oleh agama, sungguh tidak disangkal lagi, bahawa mengajar adalah suatu pekerjaan yang seutama-utamanya. Nabi diutus ke dunia inipun dengan tugas mengajar, sebagaimana sabdanya; " Aku diutus ini, untuk menjadi pengajar." (HR.Baihaqi)
Sekiranya Allah tidak membangkitkan Rasul untuk menjadi guru manusia, guru dunia, tentulah manusia tinggal dalam kebodohan sepanjang masa. Walaupun akal dan otak manusia mungkin menghasilkan berbagai ilmu pengetahuan, namun masih ada juga hal-hal yang tidak dapat dijangkaunya, iaitu hal-hal yang di luar akal manusia. Untuk itulah Rasul Allah dibangkitkan di dunia ini. Mengingat pentingnya penyebaran ilmu pengetahuan kepada manusia/masyarakat secara luas agar mereka tidak dalam kebodohon dan kegelapan, maka diperlukan kesedaran bagi para mualim, guru dan ulama, untuk beriringan tangan menuntun mereka menuju kebahagiaan dunia dan akhirat. Bagi para guru dan ulama yang suka menyembunyikan ilmunya, mereka mendapat ancaman, sebagaimana sabda Nabi S.A.W.;
"Barangsiapa ditanya tentang sesuatu ilmu, kemudian menyembunyikan (tidak mahu memberikan jawapannya), maka Allah akan mengekangkan (mulutnya), kelak di hari kiamat dengan kekangan (kendali) dari api neraka." (HR Ahmad)
Dalam menuntut ilmu tidak mengenal waktu, dan juga tidak mengenal gender. Pria dan wanita punya kesempatan yang sama untuk menuntut ilmu. Sehingga setiap orang, baik pria maupun wanita bisa mengembangkan potensi yang diberikan oleh Allah Swt kepada kita sehingga potensi itu berkembang dan sampai kepada kesempurnaan yang diharapkan. Karena itulah, agama menganggap bahwa menuntut ilmu itu termasuk bagian dari ibadah. Ibadah tidak terbatas kepada masalah shalat, puasa, haji, dan zakat. Bahkan menuntut ilmu itu dianggap sebagai ibadah yang utama, karena dengan ilmulah kita bisa melaksanakan ibadah-ibadah yang lainnya dengan benar. Imam Ja’far As-Shadiq pernah berkata: “Aku sangat senang dan sangat ingin agar orang-orang yang dekat denganku dan mencintaiku, mereka dapat belajar agama, dan supaya ada di atas kepala mereka cambuk yang siap mencambuknya ketika ia bermalas-malasan untuk menuntut ilmu agama”.

Dalam ajaran Islam, baik dalam ayat Qur’an maupun hadits, bahwa ilmu pengetahuan paling tinggi nilainya melebihi hal-hal lain. Bahkan sifat Allah Swt adalah Dia memiliki ilmu yang Maha Mengetahui. Seorang penyair besar Islam mengungkapkan bahwa kekuatan suatu bangsa berada pada ilmu. Saat ini kekuatan tidak bertumpu pada kekuatan fisik dan harta, tetapi kekuatan dalam hal ilmu pengetahuan. Orang yang tinggi di hadapan Allah Swt adalah mereka yang berilmu.
Marilah kita menuntut ilmu pengetahuan sesempat mungkin dengan tidak ada hentinya sampai ke liang kubur, dengan ikhlas dan bertekad mengamalkan dan menyumbangkannya kepada masyarakat, agar kita semua dapat mengenyam hasil dan buahnya di akhirat nanti.

galery photos

galery photos
cakep_keren_gagah_wibawah_brutal_jelek