MENUNTUT ILMU PENGETAHUAN DALAM ISLAM
Agama Islam adalah agama yang sangat
memperhatikan ilmu pengetahuan. Ia mendorong umatnya agar terus menuntut ilmu,
menggunakan akal fikiran, menggali dan menganalisa setiap aspek ilmu
pengetahuan dalam segala lapangan kehidupan. Islam adalah agama kehidupan yang
selalu sesuai dengan perkembangan zaman dan dapat diterapkan dalam segala
tempat.
Ilmu menurut pandangan Islam adalah
tiang, pondasi bagi kebangkitan suatu bangsa, tonggak kebudayaan dan sarana
untuk mencapai kemajuan baik bagi individu ataupun kelompok masyarakat. Syariat
Islam ditegakkan atas dasar ilmu dan mengajak umatnya agar mempergunakan ilmu
pengetahuan, baik berupa sains ataupun teknologi dalam segala urusan, baik
urusan dunia ataupun akhirat.
Mu’jizat Rasulullah SAW yang paling
agung adalah al-Qur’an yang mulia, yang mengarahkan umat manusia menuntut ilmu,
menggunakan akal dan fikiran, menghargai tulis menulis, membaca, penelitian dan
mengarahkan umat manusia pada keluhuran akhlak dan budi pekerti.
Menggunakan akal fikiran, belajar,
membaca, meneliti dan tulis menulis merupakan jalan dan sarana untuk mencapai
ilmu pengetahuan. Firman Allah SWT :
ù&tø%$# ÉOó$$Î/ y7În/u Ï%©!$# t,n=y{ ÇÊÈ t,n=y{ z`»|¡SM}$# ô`ÏB @,n=tã ÇËÈ ù&tø%$# y7/uur ãPtø.F{$# ÇÌÈ Ï%©!$# zO¯=tæ ÉOn=s)ø9$$Î/ ÇÍÈ zO¯=tæ z`»|¡SM}$# $tB óOs9 ÷Ls>÷èt ÇÎÈ.
Artinya ;“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang
menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah! Dan
Tuhanmu Yang Maha Pemurah yang mengajarkan manusia (memberi ilmu pada manusia)
dengan perantaraan pena. Dia mengajarkan pada manusia apa yang tidak
diketahuinya”. (Q.S. al-Alaq, 1 – 5).
Demikian
pentingnya tulis menulis dalam kehidupan umat manusia, sehingga Allah SWT
bersumpah dengan pena. Ini menunjukkan pengaruh tulis menulis dalam mengangkat
derajat dan martabat manusia, dan membebaskan mereka dari kebodohan dan
keterbelakangan. Dengan kemampuan baca tulis, umat manusia akan meraih ilmu
pengetahuan yang tinggi dan mengantarkan mereka pada kebudayaan dan peradaban
yang luhur Firman Allah :
úc 4 ÉOn=s)ø9$#ur $tBur tbrãäÜó¡o ÇÊÈ
1. Nun[1489], demi kalam dan apa yang mereka
tulis,
[1489] ialah
huruf-huruf abjad yang terletak pada permulaan sebagian dari surat-surat Al
Quran seperti: Alif laam miim, Alif laam raa, Alif laam miim shaad dan
sebagainya. diantara ahli-ahli tafsir ada yang menyerahkan pengertiannya kepada
Allah Karena dipandang termasuk ayat-ayat mutasyaabihaat, dan ada pula yang
menafsirkannya. golongan yang menafsirkannya ada yang memandangnya sebagai nama
surat, dan ada pula yang berpendapat bahwa huruf-huruf abjad itu gunanya untuk
menarik perhatian para Pendengar supaya memperhatikan Al Quran itu, dan untuk
mengisyaratkan bahwa Al Quran itu diturunkan dari Allah dalam bahasa Arab yang
tersusun dari huruf-huruf abjad. kalau mereka tidak percaya bahwa Al Quran
diturunkan dari Allah dan Hanya buatan Muhammad s.a.w. semata-mata, Maka
cobalah mereka buat semacam Al Quran itu.
Manusia menjadi makhluk yang paling
mulia bila dibandingkan dengan makhluk lain karena ia memiliki ilmu. Karena itu
manusia yang paling mulia adalah mereka yang paling banyak memiliki ilmu dan
yang paling banyak mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Kedatangan Islam membawa, menuntut,
menyebar dan memuliakan ilmu. Wahyu yang pertama iaitu ayat 1-5 surah Al-‘Alaq
dengan jelas mewajibkan pencarian ilmu. Oleh itu agama Islam ini dapatlah
dikatakan sebagai tertegak atas dasar ilmu atau pengetahuan. Tanpa ilmu dan
pengetahuan kita tidak akan dapat mengenal Khaliq dan seterusnya tidak dapat
berbakti kepadaNya. Perkataan “ilmu” disebut kira-kira 750 kali dalam Al-Qur’an
melalui berbagai bentuk (Muhammad Dawilah,1993:9). Orang yang berilmu diberikan
pujian dan dipandang mulia di sisi Islam. Hal ini dapat kita lihat melalui
banyak ayat Al-Qur’an antaranya,
Firman Allah
S.W.T yang bermaksud:
ô`¨Br& uqèd ìMÏZ»s% uä!$tR#uä È@ø©9$# #YÉ`$y $VJͬ!$s%ur âxøts notÅzFy$# (#qã_ötur spuH÷qu ¾ÏmÎn/u 3 ö@è% ö@yd ÈqtGó¡o tûïÏ%©!$# tbqçHs>ôèt tûïÏ%©!$#ur w tbqßJn=ôèt 3 $yJ¯RÎ) ã©.xtGt (#qä9'ré& É=»t7ø9F{$# ÇÒÈ
9. (apakah kamu Hai orang musyrik yang lebih
beruntung) ataukah orang yang beribadat di waktu-waktu malam dengan sujud dan
berdiri, sedang ia takut kepada (azab) akhirat dan mengharapkan rahmat
Tuhannya? Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan
orang-orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang yang berakallah
yang dapat menerima pelajaran. (Az-Zumar:9)
ÎA÷sã spyJò6Åsø9$# `tB âä!$t±o 4 `tBur |N÷sã spyJò6Åsø9$# ôs)sù uÎAré& #Zöyz #ZÏW2 3 $tBur ã2¤t HwÎ) (#qä9'ré& É=»t6ø9F{$# ÇËÏÒÈ
269. Allah
menganugerahkan Al hikmah (kefahaman yang dalam tentang Al Quran dan As Sunnah)
kepada siapa yang dikehendaki-Nya. dan barangsiapa yang dianugerahi hikmah, ia
benar-benar Telah dianugerahi karunia yang banyak. dan Hanya orang-orang yang
berakallah yang dapat mengambil pelajaran (dari firman Allah).(Al-Baqarah:269)
ÆÏBur Ĩ$¨Z9$# Å_U!#ur¤$!$#ur ÉO»yè÷RF{$#ur ì#Î=tFøèC ¼çmçRºuqø9r& Ï9ºxx. 3 $yJ¯RÎ) Óy´øs ©!$# ô`ÏB ÍnÏ$t6Ïã (#às¯»yJn=ãèø9$# 3 cÎ) ©!$# îÍtã îqàÿxî ÇËÑÈ
28.
Dan demikian (pula) di antara manusia, binatang-binatang melata dan
binatang-binatang ternak ada yang bermacam-macam warnanya (dan jenisnya).
Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah
ulama[1258]. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Pengampun. (Al-Faatir:28)
[1258] yang dimaksud dengan ulama dalam ayat Ini
ialah orang-orang yang mengetahui kebesaran dan kekuasaan Allah.
Konsep ilmu dalam Islam merujuk
kepada hakikat bahawa Allah S.W.T sebagai pemilik mutlak ilmu. Manusia hanya
diberikan sedikit saja ilmu. Namun begitu ilmu yang sedikit sangat bermakna di
sisi Allah jika ianya digunakan sebaik mungkin sehingga membawa kepada keimanan
yang kukuh terhadap Allah serta mengikuti perintah dan menjauhi laranganNya.Dasar
ini jelas melalui wahyu pertama iaitu surah Al-‘Alaq yang menyatukan antara
tauhid (melalui sifat al-Khaliq mutlak) dengan ilmu (Muhammad Dawilah,1993:9).
Semua pancaindera lahir dan batin yang dijadikan oleh Allah adalah
bermatlamatkan pada pencarian ilmu yang benar.
"Tuntutlah ilmu walaupun sampai ke
negeri Cina". (Al-Hadis)
Kadang-kadang kita lupa untuk apa
sebenarnya kita menuntut ilmu, dan kita juga lupa apa hukumnya menuntut ilmu
dalam agama Islam. Dalam hal tersebut, saya ingin mengingatkan kembali untuk
apa sebenarnya, dan apa hukumnya kita menuntut ilmu dalam agama Islam. Hal
tersebut ada dinyatakan di dalam buku "Ilmu Fiqih Islam" karangan
Drs. H. Moh. Rifai.
Apabila kita memperhatikan isi
Al-Qur’an dan Al-Hadis, terdapat beberapa suruhan yang mewajibkan bagi setiap
muslim baik laki-laki mahupun perempuan, untuk menuntut ilmu, agar tergolong
menjadi umat yang cerdas, jauh dari kabut kejahilan dan kebodohan. Menuntut
ilmu artinya berusaha dengan jalan menanya, melihat atau mendengar. Perintah
kewajiban menuntut ilmu terdapat dalam hadis Nabi Muhammad S.A.W. yang
bermaksud;
"Menuntut ilmu adalah fardhu bagi
tiap-tiap Muslim, baik laki-kali mahupun perempuan." (HR. Ibn
Abdulbari)
Dari hadis ini kita memperoleh
pengertian bahawa Islam mewajibkan pemeluknya agar menjadi orang yang berilmu,
berpengetahuan, mengetahui segala kemaslahatan dan jalan kemanfaatan; menyelami
hakikat alam, dapat meninjau dan menganalisis segala pengalaman yang didapati
oleh umat yang lalu, baik yang berhubungan dengan ‘aqidah dan ibadat, serta
hubungannya dengan soal-soal keduniaan dan segala keperluan hidup.
Nabi Muhammad S.A.W. bersabda:
"Barangsiapa menginginkan soal-soal
yang berhubungan dengan dunia, wajiblah ia memiliki ilmunya; dan barangsiapa
yang ingin (selamat dan berbahagia) di akhirat, wajiblah ia mengetahui ilmunya
pula; dan barangsiapa yang menginginkan kedua-duanya, wajiblah ia memiliki ilmu
kedua-duannya pula." (HR. Bukhari dan Muslim)
Islam mewajibkan kita menuntut
ilmu-ilmu dunia yang memberi manfaat dan berguna untuk kita dalam hal-hal yang
berhubungan dengan kehidupan kita di dunia, agar tiap-tiap muslim tidak
dikategorikan sebagai terkebelakang dan agar setiap muslim dapat mengikuti
perkembangan ilmu pengetahuan yang dapat membawa kemajuan bagi penghuni dunia
ini dalam batas-batas yang diredhai Allah swt. Al-Qur’an dan Sunnah adalah dua
sumber utama ilmu dalam Islam. Kedua-duanya dirujuk sebagai sumber
"wahyu". Firman Allah S.W.T:
!$yJx. $uZù=yör& öNà6Ïù Zwqßu öNà6ZÏiB (#qè=÷Gt öNä3øn=tæ $oYÏG»t#uä öNà6Ïj.tãur ãNà6ßJÏk=yèãur |=»tGÅ3ø9$# spyJò6Ïtø:$#ur Nä3ßJÏk=yèãur $¨B öNs9 (#qçRqä3s? tbqßJn=÷ès? ÇÊÎÊÈ
151. Sebagaimana (Kami Telah menyempurnakan nikmat
kami kepadamu) kami Telah mengutus kepadamu Rasul diantara kamu yang membacakan
ayat-ayat kami kepada kamu dan mensucikan kamu dan mengajarkan kepadamu Al
Kitab dan Al-Hikmah, serta mengajarkan kepada kamu apa yang belum kamu ketahui.
(Al-Baqarah:151)
Tujuan menuntut ilmu juga adalah
untuk melaksanakan petunjuk Allah S.W.T. sebab itulah menuntut ilmu adalah
fardhu bagi setiap muslim, sebagaimana sabda Rasulullah S.A.W. yang artinya;
"Menuntut
ilmu adalah fardhu bagi setiap muslimin dan muslimat".
Antara lain tujuan menuntut ilmu ialah
untuk membina kekuatan umat Islam dan untuk mencari kemaslahatan masyarakat.
Membina kekuatan umat merupakan salah satu tanggungjawab para penuntut karena
merekalah bakal pemimpin di masa depan.
Membina kekuatan umat merupakan salah satu tanggungjawab para penuntut kerana
merekalah bakal pemimpin di masa depan. Menuntut ilmu di dalam Islam bukanlah
sekadar mencari kebaikan dunia, tahta dan harta benda, akan tetapi merupakan
suatu usaha untuk melengkapkan diri sebagai hamba Allah dan khalifah Allah
S.W.T. di muka bumi ini . Para ilmuan Islam mestilah memahami bahwa mereka
wajib memainkan peranan untuk menegakkan kebenaran,dan keadilan.
Allah S.W.T. berfirman;
* $pkr'¯»t ãAqߧ9$# õ÷Ïk=t/ !$tB tAÌRé& øs9Î) `ÏB y7Îi/¢ ( bÎ)ur óO©9 ö@yèøÿs? $yJsù |Møó¯=t/ ¼çmtGs9$yÍ 4 ª!$#ur ßJÅÁ÷èt z`ÏB Ĩ$¨Z9$# 3 ¨bÎ) ©!$# w Ïöku tPöqs)ø9$# tûïÍÏÿ»s3ø9$# ÇÏÐÈ
67. Hai rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan
kepadamu dari Tuhanmu. dan jika tidak kamu kerjakan (apa yang diperintahkan
itu, berarti) kamu tidak menyampaikan amanat-Nya. Allah memelihara kamu dari
(gangguan) manusia[430]. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada
orang-orang yang kafir. (Al-Maidah:67)
[430] Maksudnya: tak seorangpun yang
dapat membunuh nabi Muhammad s.a.w.
Diperintah oleh agama, sungguh tidak
disangkal lagi, bahawa mengajar adalah suatu pekerjaan yang seutama-utamanya.
Nabi diutus ke dunia inipun dengan tugas mengajar, sebagaimana sabdanya; "
Aku diutus ini, untuk menjadi pengajar." (HR.Baihaqi)
Sekiranya Allah tidak membangkitkan
Rasul untuk menjadi guru manusia, guru dunia, tentulah manusia tinggal dalam
kebodohan sepanjang masa. Walaupun akal dan otak manusia mungkin menghasilkan
berbagai ilmu pengetahuan, namun masih ada juga hal-hal yang tidak dapat
dijangkaunya, iaitu hal-hal yang di luar akal manusia. Untuk itulah Rasul Allah
dibangkitkan di dunia ini. Mengingat pentingnya penyebaran ilmu pengetahuan
kepada manusia/masyarakat secara luas agar mereka tidak dalam kebodohon dan kegelapan,
maka diperlukan kesedaran bagi para mualim, guru dan ulama, untuk beriringan
tangan menuntun mereka menuju kebahagiaan dunia dan akhirat. Bagi para guru dan
ulama yang suka menyembunyikan ilmunya, mereka mendapat ancaman, sebagaimana
sabda Nabi S.A.W.;
"Barangsiapa ditanya tentang sesuatu
ilmu, kemudian menyembunyikan (tidak mahu memberikan jawapannya), maka Allah
akan mengekangkan (mulutnya), kelak di hari kiamat dengan kekangan (kendali)
dari api neraka." (HR Ahmad)
Dalam menuntut ilmu tidak mengenal waktu, dan juga tidak
mengenal gender. Pria dan wanita punya kesempatan yang sama untuk menuntut
ilmu. Sehingga setiap orang, baik pria maupun wanita bisa mengembangkan potensi
yang diberikan oleh Allah Swt kepada kita sehingga potensi itu berkembang dan
sampai kepada kesempurnaan yang diharapkan. Karena itulah, agama menganggap
bahwa menuntut ilmu itu termasuk bagian dari ibadah. Ibadah tidak terbatas
kepada masalah shalat, puasa, haji, dan zakat. Bahkan menuntut ilmu itu
dianggap sebagai ibadah yang utama, karena dengan ilmulah kita bisa
melaksanakan ibadah-ibadah yang lainnya dengan benar. Imam Ja’far As-Shadiq
pernah berkata: “Aku sangat senang dan sangat ingin agar orang-orang yang dekat
denganku dan mencintaiku, mereka dapat belajar agama, dan supaya ada di atas
kepala mereka cambuk yang siap mencambuknya ketika ia bermalas-malasan untuk
menuntut ilmu agama”.
Dalam ajaran Islam, baik dalam ayat Qur’an maupun hadits,
bahwa ilmu pengetahuan paling tinggi nilainya melebihi hal-hal lain. Bahkan
sifat Allah Swt adalah Dia memiliki ilmu yang Maha Mengetahui. Seorang penyair
besar Islam mengungkapkan bahwa kekuatan suatu bangsa berada pada ilmu. Saat
ini kekuatan tidak bertumpu pada kekuatan fisik dan harta, tetapi kekuatan
dalam hal ilmu pengetahuan. Orang yang tinggi di hadapan Allah Swt adalah
mereka yang berilmu.
Marilah kita menuntut ilmu
pengetahuan sesempat mungkin dengan tidak ada hentinya sampai ke liang kubur,
dengan ikhlas dan bertekad mengamalkan dan menyumbangkannya kepada masyarakat,
agar kita semua dapat mengenyam hasil dan buahnya di akhirat nanti.